THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 29 September 2011

Makalah angklung

Makalah
Seni Musik tentang alat musik tradisional Calung










Disusun oleh:
Dara Citra Rahayu
Giwanty Nur Ikhwan
Nurhayati
Kelas :
11 IPS 2
SMA PASUNDAN 7 BANDUNG

Daftar Isi
KATA PENGANTAR
1.     PENDAHULUAN………………………………………………………………………...…1
2.     SEJARAH ANGKLUNG …………………………………………………………….……..2
3.     JENIS ANGKLUNG ………………………………………………………………………..3
3.1  Angklung Kanekes ………………………………………………………………………...4
3.2  Angklung Dogdog Lojor …………………………………………………………………...5
3.3  Angklung Badeng ………………………………………………………………………….6
3.4  Angklung Baduy ……………………………………………………………………….......7
3.5  Angklung Buncis …………………………………………………………………………...8
3.6  Angklung gubrag ………………………………………………………………………......9
3.7  Angklung Bungko …………………………………………………………………….......10
4.     TEORI ANGKLUNG ……………………………………………………………………...12
5.     KARAKTER BAMBU ……………………………………………………………………..13
5.1  Tentang bambu …………………………..……………………………………………….13
5.2  Karakteristik Bambu …………………………………………………………………...…13
6.     BENTUK ANGKLUNG……………………………………………………………………15
7.     SUARA ANGKLUNG……………………………………………………………………..16
8.     NADA ANGKLUNG ………………………………………………………………………17
9.     FAKTA TENTANG AGKLUNG MODERN ………………………………………….….18
10.  KEAJAIBAN dari ANGKLUNG …………………………………………………....….....19
11.  PENGEMBANGAN ANGKLUNG ……………………………………………….………20
12.  APLIKASI ANGKLUNG ……………………………………………………….............…21
13.  TEKNIK ANGKLUNG…………………………………………………….…………….…22
14.  CARA MEMBUAT ANGKLUNG …………………………………………………...……23
15.  CARA MEMAINKAN ANGKLUNG ………………………………………………..….…24





Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat darinya serta bimbingannya kami dapat menyelesaikan dan menyusun makalah ini. Makalah ini berupa rangkuman, serta penjelasan mengenai angklung. Serta dirancang dengan sedemikian rupa senhingga tersusunlah makalah yang indah nan nyaman serta praktis untuk dibaca. Dengan terbuatnya makalah ini kami harapkan para siswa dan siswi yang belum mengetahui mengenai angklung dapat sedikit memahami dan mengetahui apa itu kesenian angklung. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa dapat menjadi panduan yang gemilang.
Kami menyadari bahwa isi makalah ini masih banyak sekali kekurangannya. Oleh karena itu, masukan berupa kritik, saran tambahan dari teman-teman sangat kami tunggu untuk perbaikan dan penyempurnaan
Semoga makalah ini bermanfaat sebagaimana yang diharapkan.
Billahi taufiq wal Hidayah, Wassalamualaikum Wr. Wb
Bandung, 21 September 2011
Penulis                     











1.  Pendahuluan

1.1  Apa itu Angklung?

Angklung adalah alat musik tradisional yang terdiri dari dua atau tiga tabung bambu yang terkait dengan frame, yang ukuran tabung berbeda satu sama lain, membentuk satu kecil dan yang lainnya lebih besar. Tabung-tabung akan menghasilkan mengalahkan jika kerangka angklung tersebut bergoyang-goyang atau terguncang. Ada beberapa nada, mengalahkan atau lapangan yang dapat dihasilkan dari angklung diatonis seperti, Pentatonis, Pelog, Salendro (nada tradisional dari budaya Sunda).

Angklung hanya memiliki 1 (satu) nada setiap instrumen satu, sehingga untuk bermain angklung itu dilakukan oleh sekelompok beberapa orang (tergantung pada musik), jika pengaturan adalah lagu yang kompleks akan perlu lebih untuk bermain nada, itu berarti lebih angklung dan pemain persis lebih akan dibutuhkan. itu adalah unsur kerjasama pemain peran Angklung, jika banyak orang yang memutar lagu, para pemain akan dilatih untuk menjadi peka untuk lagu musik intelek, dan setiap bagian dari suara atau mengalahkan, alat musik angklung tidak langsung mengajarkan tim yang yang memainkannya karena mereka akan merasakan pentingnya kerjasama antara anggota kelompok yang memegang nada yang berbeda yang dimainkan bersama-sama dapat menghasilkan musik yang indah dan harmoni.

Angklung adalah sangat mudah untuk bermain, tidak memerlukan keahlian atau bahkan bakat khusus di bidang musik intelek, untuk bermain angklung kita hanya perlu kocok dengan listrik lambat atau lebih kuat, itu tergantung dengan irama yang kami butuhkan dalam lagu , tetapi konsentrasi yang dibutuhkan untuk bermain angklung karena seseorang perlu mengejang angklung mereka jika nada yang dimainkan kita yang perlu bermain.

Yang unik dalam kemudahan bermain Angklung adalah apa yang membuat begitu banyak orang tertarik dengan angklung. 
bertanya-tanya apakah sering disebut "Angklung adalah sebuah Pendidikan dan Persahabatan alat musik tradisional" oleh beberapa orang di berbagai penjuru dunia yang telah diketahui tentang angklung, khususnya Indonesia. karena unsur-unsur pendidikan, kesabaran, kerja sama, konsentrasi, dan harmoni antara modernitas dan tradisional, yang selalu dekat dengan alam jika kita bermain angklung tersebut.
1
2. SEJARAH ANGKLUNG
2.1. Sejarah Angklung

Angklung berasal dari tanah sunda dan telah dibuat dan dalam kehidupan nenek moyang suku sunda. Sejarah mencatat bahwaawal keberadaan angklung tidak terlepas dari keberadaankomunitas seni karawitan Sunda dalam.

Bahkan angklung telah ada sebelum awal Kerajaan Sunda didirikan pada tahun 952 Saka, atau 1030 tahun SM. Data ini berasal dari prasasti yang ditemukan di Daerah Cibadak,Kapupaten Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia. SementaraAngklung juga menyatakan sudah di Inggris sebelum tatar Sunda dan Kerajaan Sunda Pakuan Padjajaran atau berdiri di Bogor.Selain itu, informasi tentang angklung terdapat juga di Kitab”Negara Kertagama (Negara Kertagama adalah judul kertassesuatu seperti sebuah buku dalam kerajaan masa lalu yang ditulis oleh Empu Prapanca, empu adalah orang penting yang tinggal di kerajaan di Indonesia kuno) pupuh 11: 7, tentang penggunaan angklung untuk menyambut kedatangan Raja HayamWuruk. (raja kerajaan Majapahit).

Bunyi angklung sendiri dari waktu ke waktu tampaknya mengalami pertumbuhan. Dalam Angklung Buhun (Angklung kuno), menurut beberapa ahli, hanya ada tiga nada  yang disebut tritonik.Selanjutnya, para seniman angklung pada kali baru mengembangkan nada yang disebut  lima nada. Di sisi lain, Daeng Soetigna seorang pengembang terkemuka dari sukusunda, angklung dari Sunda memperkaya kosakata, dengan cara meminjam nada dari sana ke Barat dalam angklungSunda. Angklung dengan gamut.






2
3.JENIS  ANGKLUNG
Top of Form
Angklung Tradisional
http://www.infomusicworld.com/wp-content/uploads/2010/10/angklung-kanekas.jpg 3.1. Angklung Kanekes
Angklung di daerah Kanekes (kita sering menyebut mereka Badui) digunakan terutama karena hubungannya dengan upacara padi, bukan semata-mata untuk hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang). Angklung ditabuh ketika orang Kanekes menanam padi; ada yang hanya dibunyikan bebas (dikurulungkeun), terutama di Kajeroan (Tangtu, Badui Jero), dan ada yang dengan ritmis tertentu, yaitu di Kaluaran (Baduy Luar). Meski demikian, angklung masih bisa ditampilkan di luar ritus padi dan tetap memunyai aturan, misalnya hanya boleh ditabuh hingga masa ngubaran pare (mengobati padi), sekitar tiga bulan dari sejak ditanamnya padi. Setelah itu, selama enam bulan berikutnya semua kesenian tidak boleh dimainkan, dan boleh dimainkan lagi pada musim menanam padi berikutnya. Menutup angklung dilaksanakan dengan acara yang disebut musungkeun angklung, yaitu nitipkeun (menitipkan, menyimpan) angklung setelah dipakai.
Dalam sajian hiburan, angklung biasanya diadakan saat terang bulan dan tidak hujan. Mereka memainkan angklung di buruan (halaman luas di pedesaan) sambil menyanyikan bermacam-macam lagu, antara lain: "Lutung Kasarung", "Yandu Bibi", "Yandu Sala", "Ceuk Arileu", "Oray-orayan", "Dengdang", "Yari Gandang", "Oyong-oyong Bangkong", "Badan Kula", "Kokoloyoran", "Ayun-ayunan", "Pileuleuyan", "Gandrung Manggu", "Rujak Gadung", "Mulung Muncang", "Giler", "Ngaranggeong", "Aceukna", "Marengo", "Salak Sadapur", "Rangda Ngendong", "Celementre", "Keupat Reundang", "Papacangan", dan "Culadi Dengdang".
Para penabuh angklung sebanyak delapan orang dan tiga penabuh bedug ukuran kecil membuat posisi berdiri sambil berjalan dalam formasi lingkaran. Sementara itu yang lainnya ada yang ngalage (menari) dengan gerakan tertentu yang telah baku tetapi sederhana. Semuanya dilakukan hanya oleh laki-laki. Hal ini berbeda dengan masyarakat Badui Dalam, mereka dibatasi oleh adat dengan berbagai aturan pamali(pantangan, tabu), tidak boleh melakukan hal-hal kesenangan duniawi yang berlebihan. Kesenian semata-mata dilakukan untuk keperluan ritual.
Nama-nama angklung di Kanekes dari yang terbesar adalah: indung, ringkung,dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel. Roel yang terdiri dari dua buah angklung dipegang oleh seorang. Nama-nama bedug dari yang terpanjang adalah: bedug, talingtit, dan ketuk. Penggunaan instrumen bedug terdapat perbedaan, yaitu di kampung-kampung Kaluaran mereka memakai bedug sebanyak tiga buah. Di Kajeroan, kampung Cikeusik, hanya menggunakan bedug dan talingtit, tanpa ketuk. Di Kajeroan, Kampung Cibeo, hanya menggunakan bedug, tanpa talingtit dan ketuk.
Di Kanekes yang berhak membuat angklung adalah orang Kajeroan (Tangtu, Badui Jero). Kajeroan terdiri dari tiga kampung, yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik. Di ketiga kampung ini tidak semua orang bisa membuatnya, hanya yang punya keturunan dan berhak saja yang mengerjakannya di samping adanya syarat-syarat ritual. Pembuat angklung di Cikeusik yang terkenal adalah Ayah Amir (59), dan di Cikartawana Ayah Tarnah. Orang Kaluaran membeli dari orang Kajeroan di tiga kampung tersebut.






4
http://disparbud.jabarprov.go.id/wisata/fimages/Angklung_Dogdog_Lojor.jpg3.2. Angklung Dogdog Lojor
Kesenian dogdog lojor terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun (berbatasan dengan Sukabumi, Bogor, dan Lebak). Meski kesenian ini dinamakan dogdog lojor, yaitu nama salah satu instrumen di dalamnya, tetapi di sana juga digunakan angklung karena kaitannya dengan acara ritual padi. Setahun sekali, setelah panen seluruh masyarakat mengadakan acara Serah Taun atau Seren Taun di pusat kampung adat. Pusat kampung adat sebagai tempat kediaman kokolot (sesepuh) tempatnya selalu berpindah-pindah sesuai petunjuk gaib.
Tradisi penghormatan padi pada masyarakat ini masih dilaksanakan karena mereka termasuk masyarakat yang masih memegang teguh adat lama. Secara tradisi mereka mengaku sebagai keturunan para pejabat dan prajurit keraton Pajajaran dalam
baresan pangawinan (prajurit bertombak). Masyarakat Kasepuhan ini telah menganut agama Islam dan agak terbuka akan pengaruh modernisasi, serta hal-hal hiburan kesenangan duniawi bisa dinikmatinya. Sikap ini berpengaruh pula dalam dalam hal fungsi kesenian yang sejak sekitar tahun 1970-an, dogdog lojor telah mengalami perkembangan, yaitu digunakan untuk memeriahkan khitanan anak, perkawinan, dan acara kemeriahan lainnya.
Instrumen yang digunakan dalam kesenian dogdog lojor adalah dua buah dogdog lojor dan empat buah angklung besar. Keempat buah angklung ini memunyai nama, yang terbesar dinamakan gonggong, kemudian panembal, kingking, dan inclok. Tiap instrumen dimainkan oleh seorang, sehingga semuanya berjumlah enam orang. Lagu-lagu dogdog lojor di antaranya: "Bale Agung", "Samping Hideung", "Oleng-oleng Papanganten", "Si Tunggul Kawung", "Adulilang", dan "Adu-aduan". Lagu-lagu ini berupa vokal dengan ritmis dogdog dan angklung cenderung tetap.




5
3.3. Angklung Badeng

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjA8nGAhI1TP2xFUisM50R2jymN0AKACxsSyynns65Kk-FtSqAuLcMMtZYxDXsjSFYukqs421J1T3yw6i4MCm5mw_k-TQsnQq4Vf4-2WVRT1hQXGdJe0TQrdAylkmm3kkBF0K57qoyaFMSw/s320/angklung%5B1%5D.jpg 
Badeng merupakan jenis kesenian yang menekankan segi musikal dengan angklung sebagai alat musiknya yang utama. Badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut. Dulu berfungsi sebagai hiburan untuk kepentingan dakwah Islam. Diduga badeng telah digunakan masyarakat sejak lama dari masa sebelum Islam untuk acara-acara yang berhubungan dengan ritual penanaman padi. Sebagai seni untuk dakwah badeng dipercaya berkembang sejak Islam menyebar di daerah ini sekitar abad ke-16 atau ke-17. Pada masa itu penduduk Sanding, Arpaen, dan Nursaen belajar agama Islam ke Kerajaan Demak. Setelah pulang dari Demak mereka berdakwah menyebarkan agama Islam. Salah satu sarana penyebaran Islam yang digunakannya adalah dengan kesenian badeng.
Angklung yang digunakan sebanyak sembilan buah, yaitu dua angklung roel, satu angklung kecer, empat angklung indung dan angklung bapa, dua angklung anak, dua buah dogdog, dua buah terbang atau gembyung, serta satu kecrek. Teksnya menggunakan bahasa Sunda yang bercampur dengan bahasa Arab. Dalam perkembangannya sekarang digunakan pula bahasa Indonesia. Isi teks memuat nilai-nilai Islami dan nasihat-nasihat baik, serta menurut keperluan acara. Dalam pertunjukannya selain disajikan lagu-lagu, disajikan pula atraksi kesaktian, seperti mengiris tubuh dengan senjata tajam. Lagu-lagu badeng: "Lailahaileloh", "Ya’ti", "Kasreng", "Yautike", "Lilimbungan", dan "Solaloh"
6

3.4. Angklung Baduy
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwr1CHOl1pczk54x9OlqHomk-tH0gOD1b49Cbt4jAUVvojg4h41UBYxrHzCrmxL9jZFbiyW50y5x0X58nmgfCi8E0vv-N9VMVhkV4nyJXNSEK32x-bVLOF9ayTvsPG_GFclk2MtI1-EHiS/s1600/angklu.jpg
Hal ini tidak diketahui dari mana dan kapan Baduy Angklung datang.
 Penyebaran angklung ini tidak terlalu lebar. Mungkin karena kinerja itu monoton dan membosankan.

Di Baduy Jero masyarakat, Baduy Angklung adalah digunakan sebagai kinerja yang mendukung upacara tradisional untuk menghormati Sang Hyang Asri atau Dewi Sri sebagai dewi pertanian dan kesuburan.
 Bahwa upacara dikenal sebagai ngaseuk pare, sebuah upacara yang diadakan ketika menanam bibit padi di lapangan, dan ngampihkeun pare, upacara ketika mengambil beras beras-gudang.

Angklung Baduy terdiri dari empat 'ancak' yang disebut Raja-raja, indo, panempas, dan gong-gong.
 Anjing-anjing dan bedug memiliki fungsi untuk mengawal irama dan tempo lagu lagu. Para pemain menggunakan putih atau hitam 'kampret', 'lomar', dan 'iket'.Para pemain total lima belas pemain; terdiri dari sembilan pemain angklung, tiga pemain bedug, dan lainnya sebagai penari.

Dalam kinerja, angklung dan anjing-anjing pendamping mereka yang menyanyi dan menari (ngalagu Jeung ngalage).
 Lagu ini dilakukan oleh setiap balasan lain, sambil menari dan bergerak di sekitar. Lagu-lagu Ayun-Ayunan, Bibi Lenjang, Cik Arileu, Hiah-hiah Panjang, Jari Gandang, Keupat Rendang, Lili-Liyang, Nganteh, Ngaseh, Oray-orayan, Pong-pok, Salaela, Yandi Bibi, Ketek ketek-, dan Pileuleuyan.
7

3.5. Angklung Buncis
http://angklungisindonesia.com/wp-content/uploads/2010/08/angklung-640x250.jpg
Angklung Buncis pertama kali dibuat oleh Mr Bonce pada tahun 1975 di Kampung Cipurut, Desa Baros, Arjasari, Bandung.
 Ini diberitahu bahwa Mr Bonce bekerja sebagai nelayan di sungai.Suatu hari, ia menemukan sungai tempat dia meletakkan perangkap keranjang ikan meluap karena banjir. Bahwa banjir tersapu beberapa bambu kemudian ia membawa pulang orang-orang bambu dan dimasukkan ke dalam perapian. Setelah kering, ia memukul bambu mereka dan mereka menghasilkan suara yang baik dan jelas. Jadi, ia membuat angklung. Angklung Angklung Buncis bernama. Mr Bonce membuat tujuh set Angklung Buncis dan menjualnya kepada Aki Dartiam. Setelah itu, Aki Dartiam angklung dikombinasikan dengan anjing-anjing dan terompet.

Buncis angklung dimainkan sebagai suatu seni yang pengawalan publik upacara atau peristiwa lain yang melibatkan banyak orang, seperti nginebkeun pare atau mengambil beras dari sawah ke rumah, upacara heleran atau anak-anak membimbing dari rumah ke rumah Bengkong untuk melakukan sunat, pernikahan
 upacara, dan upacara nasional lainnya.



8

3.6. Angklung gubrag
http://progresif.padmanaba.or.id/wp-content/uploads/2011/08/angklung-gubrag.jpg
Lama waktu yang lalu, Kampung Cipining, Bogor terancam oleh kelaparan karena padi di sawah tidak bisa tumbuh dengan baik.Orang-orang percaya bahwa bencana terjadi karena kemarahan Dewi Sri yang berdukacita dan tidak mendapatkan hiburan atau marah kepada orang-orang.
 Orang-orang belived bahwa Dewi Sri tinggal di langit dan mereka mencoba banyak hal untuk mengundang Dewi Sri untuk datang ke bumi dan memberi kesuburan bagi sawah. Banyak upaya dilakukan, seperti memberikan pengorbanan, diatur pertunjukan seni seperti kinerja suling, kinerja Karinding, dll Tapi upaya tersebut tidak memberikan hasil apapun. Dewi Sri tidak turun ke bumi dan tanaman tidak tumbuh dengan baik.

Akhirnya, ada seorang pria bernama Mukhtar.
 Ia mengundang teman-temannya untuk pergi ke Gunung Cirangsad untuk memotong bambu surat. Setelah itu, mereka bambu dikeringkan saat melakukan selama 40 'mati geni' hari. Mukhtar diproses bambu yang menjadi angklung. Ia menyelesaikan angklung dengan anjing-anjing lojor. Dia mengajarkan orang bagaimana bermain angklung dan mengadakan upacara untuk Dewi Sri dan digunakan angklung sebagai media. Setelah upacara itu, tanaman tumbuh dengan baik dan subur. Ia percaya bahwa Dewi Sri menerima upacara dan ingin turun ke bumi dan memberi kesuburan.Angklung bisa tertarik Dewi sri datang dari langit (dalam bahasa Sunda, hal itu disebut Ngagubrag). Kemudian, angklung ini disebut Gubrag Angklung.

Angklung Gubrag dimainkan dalam upacara seren taun, yang merupakan upacara yang diadakan di panen terakhir.
 Selain itu, angklung Gubrag juga dimainkan di pesta keluarga, ulang tahun, hari-hari nasional dan acara lain yang melibatkan banyak orang.
                                                                                                9
3.7. Angklung Bungko

Angklung Bungko dapat ditemukan di Desa Bungko, batas Cirebon dan Indramayu.
 Yang pertama Angklung Bungko diyakini 600 tahun. Yang Bungko pertama Angklung adalah masih hidup, disimpan dengan baik, meskipun tidak memiliki nada lagi. Yang pertama Angklung Bungko selalu tertutup dalam setiap kinerja Angklung Bungko sebagai simbol resmi kinerja yang.

Angklung Bungko dikembangkan oleh seorang tokoh masyarakat, bernama Syeh Bentong atau Ki Gede Bungko, setelah digunakan sebagai kinerja untuk mengawal orang-orang desa Bungko untuk melawan bajak laut.
 Ki Gede Bungko Angklung Bungko digunakan untuk menyebarkan Islam.

Selain orang-jenis angklung, ada banyak jenis angklung menyebar bahwa di hampir setiap tempat di Jawa Barat.
 Sebagai contoh, Jinjing Angklung yang biasanya bermain sebagai hiburan, angklung tanpa vokal dalam Kanekes, angklung dengan susualan di Panamping, Angklung Sered di Tasikmalaya yang merupakan kompetisi angklung untuk anak-anak, dll

Salah satu upaya dalam melanjutkan dan mengembangkan angklung tradisional telah dilakukan oleh Udjo Ngalagena melalui program praktik tradisional angklung dalam Saung Angklung di mana para peserta harus belajar dan mengerti tentang angklung tradisional sebelum mereka belajar tentang angklung modern atau kesenian Sunda lainnya yang telah dimodifikasi.
3.8. Angklung modern (Padaeng)
Pada tahun 1938, Daeng, seorang guru Hollandsch Inlandsche dari Sekolah (HIS) di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, kembali angklung dalam masyarakat berhasil dengan angklung dimodifikasi untuk menjadi lebih modern, dari instrumen sederhana yang memiliki lapangan angklung pentatonik menjadi lebih kompleks yang memiliki lapangan diatonis. Angklung ini, kemudian, dikenal sebagai Angklung Daeng atau Padaeng Angklung. Angklung Daeng, jika terlihat dari cara bermain dan skala, adalah mungkin untuk mencapai repertories lagu-lagu populer, tidak hanya di musik nasional, tetapi juga musik barat.

Sejak ia masih kecil, Daeng benar-benar menyukai angklung.Ketika ia mengajar di Kuningan HIS, Daeng belajar tentang angklung mendalam, termasuk bagaimana membuat dan mempertahankan angklung, dari seorang pembuat angklung bernama Mr Djaja.
 Daeng, yang pada waktu belajar di Kweekschool, belajar tentang musik barat dan mencoba untuk membuat angklung diatonis yang memiliki lapangan. Daeng angklung diatonis berpikir cenderung lebih komunikatif diajarkan di sekolah-sekolah. Selain itu, orang-orang telah mengetahui lebih banyak tentang lapangan diatonis dari lapangan pentatonis.

Dengan bantuan Mr Djaja, Daeng berhasil membuat angklung diatonis set kemudian diperkenalkan kepada anak-anak pramuka di mana Daeng dirinya sebagai pendiri.
 Instrumen diterima dengan cepat sebagai media seni di kelompok pramuka-nya, pertemuan pramuka terutama ketika dan berkemah. Di sisi lain, angklung Padaeng di Kuningan menjadi terkenal di setiap kelas sosial.Pada tahun 1946, Grup Angklung Padaeng dipercaya untuk melakukan kemampuannya di malam hiburan di Linggar Jati Konferensi.

Pada tahun 1950, Daeng pindah ke Bandung dan mengajar di SMPN 2 Bandung.
 Ketika ia di Bandung, angklung diatonis Daeng dikembangkan dan diberikan kehormatan untuk melakukan itu dalam Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955.

Perbedaan antara angklung tradisional dan Angklung Daeng yang dalam skala lapangan dan bagaimana memainkannya.
 Angklung tradisional adalah tangan-angklung yang dimainkan oleh pemain Angklung Daeng sementara dibuat untuk dimainkan bersama-sama, di mana setiap pemain bermain pada nada dan harmoni lagu dapat dicapai dengan kerjasama yang baik antara para pemain.

Sebagai guru, Daeng melihat bahwa hal itu sebagai hal yang positif dalam pendidikan, khususnya dalam pendidikan karakter bangunan.
 Hal ini tercermin dalam angklung kinerja yang setiap pemain harus mampu menunjukkan kerjasama, disiplin, kejelian, kemampuan dan tanggung jawab. Serta hal-hal dasar dalam pendidikan musik, angklung dapat membangun perhatian dari musik, membawa kehidupan musik, dan mengembangkan musikalitas, melodi, ritme, dan harmoni.

Daeng Soetigna tidak hanya berhasil memperkaya angklung, dengan mengembangkan lapangan ke lapangan diatonis pentatonis, tetapi juga berjasa dalam mengembangkan angklung untuk menjadi instrumen yang modern, yang terlibat memperluas melodi sebagai selebar 3 ½ oktaf, diselesaikan oleh Accord angklung atau Pendampingan Angklung (besar dan kecil)
 , untuk menemani angklung tersebut.

Angklung melodi memiliki nomor di setiap angklung yang akan diubah menjadi nada pasti, bertepatan dengan basis tidak.
 Di sisi lain, angklung memiliki kesepakatan Pendampingan yang pasti, itu tidak akan mengubah meski lagu yang dimainkan memiliki catatan dasar yang berbeda. Secara umum, pembagian Padaeng Angklung adalah sebagai tertulis di bawah:
Bottom of Form





11
4. TEORI ANGKLUNG

4.1 Teori Angklung

Angklung terbuat dari  bambu, jenis Negara Indonesia yang berbeda dari bambu tumbuh.
Menurut jenis  bambu di Indonesia telah menemukan 16 spesies.Bahan  bambu Angklung yang digunakan adalah jenis 2:
Bambu Temen / Awi temen (Sunda)
Awi Temen hitam,
Awi temen Putih (hijau).
Bambu wulung (Awi wulung / Sunda) Bambu Hitam,
Bambu Lengka,
Bambu tali. (nada tabung)

Untuk memesan bahan (rak) angklung digunakan:
Bambu Tali,
Bambu Gombong,
Bambu tali.











12
5. KARAKTER BAMBU
5.1 Top of Form
Tentang Bambu

BAMBU termasuk keluarga Gramineae (rumput) yang memberi makna pada banyak orang, seperti gandum, dan beras. Bambu kosmopolitan, yang berarti yang dapat hidup di daerah panas dan dingin, di rawa-rawa, tebing, pegunungan, di dataran tinggi dan rendah, dan memiliki karakteristik mudah tumbuh kembali setelah bencana, baik kekeringan, kebakaran atau vandalisme. Bambu merupakan tanaman purba yang telah menjadi penduduk bumi dari 200.000.000 tahun yang lalu (David Farrelly, 1938: 7).

Tanaman ajaib yang tumbuh tercepat di dunia mencapai ketinggian 47,7 inci per 24 jam atau bahkan 121 cm per 24 jam (Nagaoka, 1938:53).



5.2 Karakteristik Bambu

Bambu fleksibel
Tumbuh di daerah dataran tinggi dan rendah, dan kelompok
Panjang daun dan tunas berkembang biak
Sampai usia 3 tahun dipanen
Mudah untuk berkembang biak dan tumbuh lebih cepat dari kayu
Jenis Bambu digunakan untuk membuat angklung

Bambu Gombong (Gigantochloa Pseudoarundinacea (Steud.) Widjaja)
Hitam Bambu atau Awi Hideung (Gigantochloa Atroviolacea Widjaja)
Bambu temen atau Awi Temen (Gigantochloa Atter (Hassk.) Kurz)
Tali Bambu atau Awi Tali (Gigantochloa Apus (JA & JH Schultes) Kurz)
Empat jenis bambu bambu terbaik karena mereka memiliki distribusi yang lebih baik dari serat dibandingkan jenis lain dari bambu, sehingga mereka dapat menghasilkan kualitas suara yang baik.

Kita harus tahu bahwa selain unik, instrumen yang terbuat dari bambu memiliki kelemahan alami, seperti:

1.
 Elastisitas bambu / sifat dari deflasi dan ekspansi

Cuaca dan iklim dapat menyebabkan perubahan nada yang telah terbentuk dalam angklung.
 Nada dapat lebih tinggi jika mengempiskan bambu atau lebih rendah jika bambu mengembang. Elastisitas dari bambu tergantung pada kerapatan dari bambu itu. Jika bambu kurang padat, elastisitas akan lebih besar sehingga nada akan berubah dengan mudah. Tetapi jika bambu cukup lebat, elastisitas akan lebih kecil sehingga perubahan nada hampir tak terlihat. Bambu padat adalah bambu terbaik untuk dibuat angklung. Elastisitas ini dapat dicegah dengan melakukan re-tuning.
13
2. Bambu menjadi retak / pecah karena perubahan iklim

Kekuatan dari bambu berbeda dengan kekuatan logam terhadap perubahan iklim yang drastis, atau suhu sangat panas atau sangat dingin.
 Pada suhu panas, bambu akan mudah retak atau bahkan rusak. Ini membuat nada yang telah rusak terbentuk dan tidak dapat disimpan. Sementara di suhu dingin, bambu akan mengempis sehingga mempengaruhi nada.

3.
 Bambu menjadi rusak karena rayap

Rayap merupakan hama alami dari setiap jenis bambu.
 Rayap memakan selulosa yang mengandung dalam bambu. Ada hampir 2000 spesies rayap di dunia (beberapa dari mereka, di sekitar 120 spesies merupakan hama). Di negara kami, ada sekitar 200 spesies rayap dan hanya 20 spesies yang telah dikenal sebagai hama yang dapat merusak kayu dan tanaman. Rayap dapat merusak baik di dalam dan di luar bambu. Rayap-rayap yang berasal dari bambu kerusakan larva yang dapat ditemukan di dalam bambu atau dari rayap luar.

Pencegahan alami rayap dapat dilakukan dengan kehilangan atau penurunan selulosa yang berisi dalam bambu.
 Kali mantan, fumigasi dan rendam di sungai yang memiliki arus kuat diyakini menjadi cara untuk mengurangi kandungan selulosa dalam bambu.Dalam era modern ini, ada banyak jenis anti-rayap yang dapat membunuh rayap secara efektif. Untuk mencegah bambu dari rayap, penggunaan anti-rayap disarankan dan digunakan secara teratur.

Bambu Filsafat, menurut Abah Udjo

Udjo dikenal sebagai seorang seniman angklung yang dalam kehidupan sehari-hari, ha tidak dapat dipisahkan dari bambu, kehidupan selalu disimbolkan dekat dengan bambu.

Kasih-Nya kepada bambu diwujudkan dengan menanam bambu di sekitar tempat tinggalnya.
 Ada tiga tanaman di sekitar tempat tinggalnya yang ia mencintai banyak dan orang tidak harus memotong mereka. Pohon-pohon yang diberi nama BBC bahwa singkatan Bambu, Pisang, dan Kelapa. Alasan mengapa Udjo mencintai orang-pohon adalah ia ingin melihat lingkungan alam seperti dapat ditemukan di desa.

Bottom of Form





14
6. BENTUK ANGKLUNG

6.1 Bentuk Angklung

Angklung adalah alat musik tradisional terdiri dari dua atau tiga tabung bambu yang berhubungan dengan frame, ukuran tabung ini berbeda satu sama lain. Bentuk kecil dan yang lainnya lebih besar.Tabung-tabung bambu akan menghasilkan suara jika mengguncang bingkai tabung bambu sehingga tubuh bertabrakan dengan bingkai menghasilkan nada atau suara.

















15
7. SUARA ANGKLUNG

7.1 Suara angklung

Suara angklung dibentuk dari orches dan yang dinamis dan harmonis dengan alam, Its terjadi karena suara angklung dibentukoleh sumber daya alam, antara yang seperti yang kita orchestr sebelumnya suara angklung juga dibentuk oleh nada dasar ataumengalahkan seperti tritonic, orchestra dan orchestr yang yang merupakan pengembangan dari masa lalu.

Bunyi angklung berasal dari tabung yang diukir, sehingga mereka memiliki resonan pitch bila dipukul. Dua tabung yang disetel untukoktaf. Dasar frame dipegang dengan satu tangan sementara tangan lainnya getar orchestra cepat dari sisi ke sisi. Hal inimenyebabkan catatan cepat mengulang-ulang suara. Dengan demikian setiap tiga atau lebih pemain angklung dalam ensembleakan bermain hanya satu catatan dan melodi bersama-samalengkap dihasilkan. Dan suara angklung diperluas sebagai notasihanya untuk bermain pelog salendro tradisional atau skala diatonistetapi juga sehingga angklung sering dimainkan bersama denganinstrumen orche barat lainnya dalam sebuah orchestra.










16
8. NADA ANGKLUNG

8.1 Nada Angklung

Pitch / nada Angklung adalah terbentuk pada saat membuat tuningtabung atau mengatur nada nada Angklung masing-masing.Salendro dan Pelog lapangan yang banyak digunakan dalam musiktradisional Sunda. Sekarang angklung hari telah berkembang sampai angklung memiliki 3 gamut nada. Pada zaman kuno sunda,angklung hanya memiliki 3 nada terbatas dan panggilan tritonic dan dalam periode kedua angklung telah membatasi nada Mi NaPentatonis Da La Da Ti dan iatonic diperkenalkan oleh DaengSoetigna pada tahun 1938 memiliki nada yang lebih dikenal Do Re Mi Fa La Si Do Jadi.















17
9. FAKTA TENTANG ANGKLUNG MODERN

9.1 Fakta Angklung modern Seluruh Dunia

 Pada Konferensi HUT Asia-Afrika-30 hingga 1985, delegasiyang hadir permainan dari Anda dapat melihat angklungdisaksikan oleh 1000 siswa di Bandung, pada malam delegasidiundang untuk bermain di acara "Bagaimana cara memainkanangklung ". Kedua peristiwa adalah tamu yang sangat menarik,dan dalam hal delegasi dapat membawa anklung sebagai kenang-kenangan. Perwakilan dari hampir setiap negara di kita di luar negeri disediakan angklung yang dimainkan oleh staf kedutaan besar Indonesia dan keluarga mereka.
 Masih di tahun 1985, Departemen Luar Negeri Republik Indonesia untuk mengirim Mr Saung Angklung Udjo PadasukaBandung ke Kepulauan Solomon dan Negara di Pasifik Selatanuntuk mengajarkan sambil bermain angklung memberikanpelajaran tentang bagaimana menciptakan dan memberikan petunjuk bagaimana menjaga angklung tersebut.
 Pada tahun 1970 Departemen Kebudayaan hubungan Luar Negeri Republik Indonesia, mengirim Handiman Diratmasasmitake kerajaan Iran untuk memenuhi permintaan Madame Deba.Selama 6 bulan ia mengajar di sekolah Angklung tempat khusus diIstana Niavaran mana pangeran dengan kerajaan anak-anak sekolah resmi.
 Tahun 1975 Ratu Febiola dari Belgia juga belajar untuk bermainangklung di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Brusel.









18
11. KEAJAIBAN DARI ANGKLUNG
11.1 The Magic of Angklung

Hal-hal lain yang mengarah pada pengembangan nilai-nilai yang bermakna dalam pendidikan musik adalah:

• Meningkatkan kesadaran tentang musik
•  Muncul akal musik
 • Mengembangkan rasa ritme, melodi dan harmoni, dll
•  Hal-hal penting lainnya Angklung adalah:
•  Intelektual / pengembangan cerdas
•  Kreativitas disiplin
•  Emosional dan saluran ekspresi dalam bermain musik gembira.
•  Praktek koordinasi gerakan tubuh ketika mengikuti irama music dalam hal        pembangunan saraf psikomotorik.

Beberapa pusat kesehatan di negara lain telah terbukti melaluitemuan-temuan ilmiah mereka bahwa angklung telah menjadimedia terapi kesehatan.
Selain itu, diharapkan bahwa seni tradisional dapat merangsang idealisme dan kepentingan generasi muda pada keberadaan seni tradisional Sunda / musik. Selain ini, selanjutnya diharapkanbahwa generasi muda juga tertarik dalam melestarikan lingkungan alam.
Semua menyatakan sebelumnya disebut "The Magic of Angklung".

•  Angklung dan Membangun Karakter
Dari pesona dan daya tarik, angklung memiliki efek yang baikkarena fungsinya yang sesungguhnya: oleh seni angklung, nilai-nilai yang baik dapat tumbuh, terutama dalam membangunkarakter, seperti:
• Kerjasama, kegotong-royongan, Disiplin, Akurasi, Agility,Tanggung Jawab, Etc




19
12. PENGEMBANGAN ANGKLUNG
12.1. Top of Form
Pengembangan Angklung

Angklung adalah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu.Angklung sering dimainkan grouply, bukan individual.

Angklung mulai berkembang sebelum memperluas pengaruh Hindu di Indonesia. Angklung adalah alat musik lagu. Sebagai sarana pra-Hindu musik, Angklung tidak digambarkan Candi Borobudur dan candi Prambanan, serta alat musik lainnya bambu yang telah dikembangkan sebelum era Hindu di Indonesia. Dalam literatur kuno juga saya belum ditemukan atau tidak. KekawinArjunawiwaha ditulis sekitar 1040 tahun hanya bernapas Sundari(erofon seperti yang di Jawa Barat dikenal sebagai Sondari, di Bali Sundaren). Calung bahwa saat ini ada di Jawa Barat dan Jawa Tengah, disebut prasasti di-Buwahan dibuat sekitar 1181tahun. Dalam balada Kekawin Sunda yang ditulis tidak lamasetelah 1357 tahun. Peralatan di Priangan disebut Pancurendang,di Jawa Tengah disebut Bluntak, dan di Bali disebut Taluktak, yang disebut-sebut dalam Kekawin Bharata Yuda. Tong Tong kentonganatau bambu yang disebut di-Sundharmala dengan Pulkul, dalamSmaradhana disebut Titiran, dan memanggil Bharata YudhaKukulan. Posting baru dan kemudian seperti dalam SeratCebolang, Angklung disebut-sebut, yang digambarkan pada saat itu Mas Cebolang parade keahlian menyanyi dan bermain musik didepan Bupati Dhaha Kediri. Dan pada tahun 1938 dikembangkan lagi Daeng sutigna angklung, dia adalah orang sunda yangmeminjam keseluruhan dari musik barat. Dan sampai sekarang,Angklung masih menyimpan traditiona (Tritonic, Pentatonis)bahkan pengembangan terbaru yang digunakan gamut diatonis.Bentuk perbedaan antara Angklung Tradisional dan Modern dari jumlah tabung bambu yang digunakan sebagai alat resonansi.
Bottom of Form








20
13. APLIKASI ANGKLUNG
13.1 Aplikasi Angklung

Angklung tidak hanya digunakan sebagai alat suite dalam upacara tradisional tetapi angklung Sunda penyerahan, biasanya digunakan dalam hubungannya dengan kegiatan ritual lainnya. Di beberapa tempat di Bali Angklung biasanya digunakan dalam upacara ngaben khusus (kremasi). Namun saat ini terbatas pada kelompok orang yang tidak memiliki Angklung metalopon, sepertiTegalingah Banjar, Karangasem. Orang-orang di Baduy Kanekes,Banten. Angklung praktek sebagai alat musik pada saat upacara penanaman padi di ladang, yang disebut dengan "AngklungBuhun". Angklung Gubrag di Jati desa, Serang, dianggap alat musik sakral, untuk mengiringi pengobatan pasien mantra atau menolak wabah. Seperti di Kanekes, sekitar Kulon Progoangklung digunakan dalam upacara "bersih desa" (Bersih Desadalam bahasa Inggris), awal digunakan untuk beras musim,disebut Krumpyung angklung. Demikian pula, di desa ringin Anomdan Karangpatian, Ponorogo, upacara Bersih Desa biasa diiringiAngklung Cahaya. Dunia pendidikan di Indonesia juga digunakan angklung sebagai alat musik tradisional untuk beberapa kalangan wajib, sesuai dengan UU pada set alat yang dibutuhkan untuk pendidikan musik. Dan Angklung terakhir juga biasanya digunakan sebagai souvenir para duta besar atau negara lain yang membangun diplomasi dengan Indonesia. Angklung dan sering juga digunakan sebagai simbol persahabatan dari Indonesia ke negara lain dengan pertukaran budaya luar negeri.









21
14. TEKNIK ANGKLUNG
14.1. Teknik angklung

Untuk memainkan angklung Ada dua cara umum, yaitu dengan goyang dan tekan (Centok). Jadi nada keluar akan dalam setiaptabung. Oleh karena itu, untuk memainkan angklung diperlukanbeberapa pemain, karena bambu k dibutuhkan untuk bermainAngklung Orchestra.

Untuk membuat angklung, bahan baku yang diperlukan sepertibambu. Bambu yang digunakan adalah  bambu dapat digunakan seperti bentuk, hardfully, dan
















22
15. CARA MEMBUAT ANGKLUNG

15.1.     Pilih Bahan Bambu Angklung

Bahan bambu Angklung yang digunakan adalah jenis:
1) Bambu Temen / Awi Temen (Sunda)
 Bambu Temen Hitam,
 Bambu Temen Putih (Hijau).
2) Bambu Wulung (Awi Wulung / Sunda) Bambu Hitam,
3) Bambu Lengka,
4) Bambu Tali. (Untuk Nada Tabung)

Untuk memesan bahan (rak) angklung digunakan:
1) Bambu Surat / Awi Surat (Sunda)
2) Bambu Gombong,
3) Bambu tali.

15.2.     Waktu Bambu cincang.

Dari bambu untuk angklung biasa pada bulan Juli  Okotober.Indonesia adalah di musim kemarau.
Bambu dan kemudian disimpan dalam ruang penyimpanan gudang untuk mengeringkan, bambu + 1 tahun. Jadi bambu kering tidak menjadi kering di bawah sinar matahari. Untuk mendapatkan”suara merdu angklung dari bambu memotong / bambu yang dipilih adalah yang berusia 3 tahun.

15.3.      Proses Industri / Pengembangan
 bambu Setelah kering dengan angin”, dipilih menurut ukuranAngklung penjatahan. Kemudian potong, kemudian dibentuk.
 Menyimpan beberapa hari / minggu di rak khusus.
 Kemudian bambu yang telah terbentuk Angklung (tabung intonasi) mulai mengatur mendekati nada yang diinginkan.
 Setelah diinstal pada nada tabung. Disimpan atau ayunanselama beberapa hari / minggu.
• Baru diatur kemudian lagi untuk kemudian diikat. Sebelumposting ke tempat, diatur lagi.
23
16. CARA MEMAINKAN ANGKLUNG
16.1 Top of Form
Bagaimana cara memainkan angklung

Setidaknya dua cara yang paling umum untuk bermain alat musik
angklung, yang bermain dengan teknik dipukuli dan kocok (diucapkan rusak atau centok), tetapi di sini kita menunjukkan bagaimana beberapa yang lain. Berikut adalah bagaimana teknik ini dapat digunakan untuk memainkan angklung dengan baik:

•  Kocok Angklung
Angklung adalah goyang untuk diucapkan dengan nilai panjang menurut nada dimainkan.

•  Putus-berakhir ledakan, dipukuli (Centok)
Angklung tidak goyang, tetapi menghantam ujung tabung dasar(horisontal) dengan haknya untuk sawit centok (seperti manset
suara). Hal ini berguna untuk memainkan nada-nada musik pendek sebagai tanda Pizzicato

•  Tengkep
Angklung adalah goyang diucapkan dengan nilai panjang menurut
nada dimainkan, tetapi tidak seperti tabung kecil biasanya ditutup dengan jari sehingga tangan kiri tidak berbunyi (bip-satunya yang tabung besar hanya). itu berarti bahwa nada angklung dapat diproduksi lebih halus (misalnya tanda dinamika piano).

•  Nyambung
Seperti disampaikan oleh Bapak Daeng Soetigna pengembang
angklung diatonis, mereka didorong untuk membaca keras-kerasdengan nada angklung "nyambung" atau bermain angklung terus menerus. Ini harus dilakukan dengan teknik sebagai berikut: jikadua nada dimainkan berturut-turut, maka jadilah itu nada"nyambung" diucapkan pertama kali diucapkan sedikit lebih lama dari nilai nada, sehingga ketika dua mulai memutar nada , nada masih terdengar sedikit pertama, sehingga nada suara strain nyambung dan tidak putus

•  Dinamika (keras dan lembut)
Berdasarkan kebutuhan lagu, dapat diputar perlahan Angklung(piano) pada keras (forte). Dianjurkan untuk kedua jenis dinamika
harus Angklung frekuensi getaran per detik, jumlah yang sama, sementara jarak yang berbeda adalah angklung dengan mengayunkan tangan kanan, yang kemudian menentukan penyebab dan amplituda getaran nada keras atau lambat bermain.
24


Ringkasan
Apa itu angklung ? Angklung adalah alat musik tradisional yang terdiri dari dua atau tiga tabung bambu yang terkait dengan frame, yang ukuran tabung berbeda satu sama lain, membentuk satu kecil dan yang lainnya lebih besar. Tabung-tabung akan menghasilkan mengalahkan jika kerangka angklung tersebut bergoyang-goyang atau terguncang.
Yang unik dalam kemudahan bermain Angklung adalah apa yang membuat begitu banyak orang tertarik dengan angklung. bertanya-tanya apakah sering disebut "Angklung adalah sebuah Pendidikan dan Persahabatan alat musik tradisional" oleh beberapa orang di berbagai penjuru dunia yang telah diketahui tentang angklung, khususnya Indonesia.

Angklung berasal dari tanah sunda dan telah dibuat dan dalam kehidupan nenek moyang suku sunda. Sejarah mencatat bahwaawal keberadaan angklung tidak terlepas dari keberadaankomunitas seni karawitan Sunda dalam.

Aplikasi Angklung

Angklung tidak hanya digunakan sebagai alat suite dalam upacara tradisional tetapi angklung Sunda penyerahan, biasanya digunakan dalam hubungannya dengan kegiatan ritual lainnya. Di beberapa tempat di Bali Angklung biasanya digunakan dalam upacara ngaben khusus (kremasi). Namun saat ini terbatas pada kelompok orang yang tidak memiliki Angklung metalopon, sepertiTegalingah Banjar, Karangasem. Orang-orang di Baduy Kanekes,Banten. Angklung praktek sebagai alat musik pada saat upacara penanaman padi di ladang, yang disebut dengan "AngklungBuhun". Angklung Gubrag di Jati desa, Serang, dianggap alat musik sakral, untuk mengiringi pengobatan pasien mantra atau menolak wabah. Seperti di Kanekes, sekitar Kulon Progoangklung digunakan dalam upacara "bersih desa" (Bersih Desadalam bahasa Inggris), awal digunakan untuk beras musim,disebut Krumpyung angklung Sejarah Angklung.

Bahkan angklung telah ada sebelum awal Kerajaan Sunda didirikan pada tahun 952 Saka, atau 1030 tahun SM. Data ini berasal dari prasasti yang ditemukan di Daerah Cibadak,Kapupaten Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia. SementaraAngklung juga menyatakan sudah di Inggris sebelum tatar Sunda dan Kerajaan Sunda Pakuan Padjajaran atau berdiri di Bogor.
Angklung di daerah Kanekes (kita sering menyebut mereka Badui) digunakan terutama karena hubungannya dengan upacara padi, bukan semata-mata untuk hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang). Angklung ditabuh ketika orang Kanekes menanam padi; ada yang hanya dibunyikan bebas (dikurulungkeun), terutama di Kajeroan (Tangtu, Badui Jero), dan ada yang dengan ritmis tertentu, yaitu di Kaluaran (Baduy Luar).
. Angklung Dogdog Lojor
Kesenian dogdog lojor terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun (berbatasan dengan Sukabumi, Bogor, dan Lebak). Meski kesenian ini dinamakan dogdog lojor, yaitu nama salah satu instrumen di dalamnya, tetapi di sana juga digunakan angklung karena kaitannya dengan acara ritual padi.
Bahan bambu Angklung yang digunakan adalah jenis:
1) Bambu Temen / Awi Temen (Sunda)
 Bambu Temen Hitam,
 Bambu Temen Putih (Hijau).
2) Bambu Wulung (Awi Wulung / Sunda) Bambu Hitam,
3) Bambu Lengka,
4) Bambu Tali. (Untuk Nada Tabung)

Untuk memesan bahan (rak) angklung digunakan:
1) Bambu Surat / Awi Surat (Sunda)
2) Bambu Gombong,
3) Bambu tali.


0 komentar: